https://ijl.upnjatim.ac.id/index.php/ijl/issue/feedIndonesian Journal of Linguistics2025-06-12T07:57:53+00:00Endang Sholihatinendang.sholihatin.ak@upnjatim.ac.idOpen Journal Systems<p>Indonesian Journal of Linguistics is peer-reviewed and open access biannually <strong>(May and November)</strong>. Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur in Indonesia has been publishing it since 2024. A scientific journal article published in Indonesian Journal of Linguistics presents the findings of the research, a review of the literature, and a book review on the advancement of science, which includes the investigation of research questions with immediate or broad application that significantly advance our understanding of human language as a system of communication or a phenomenon involving cognition, social interaction, and history. <a title="ISSN 3089-0667 (Online)" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20240718241780603" target="_blank" rel="noopener">ISSN 3089-0667 (Online)</a>. </p> <p>This journal has scopes such as:</p> <ol> <li>Semantics</li> <li>Pragmatics</li> <li>Discourse analysis</li> <li>Phonetics</li> <li>Phonology</li> <li>Morphology</li> <li>Syntax</li> <li>Psycholinguistics</li> <li>Sociolinguistics</li> <li>Forensic linguistics</li> <li>Educasional linguistics</li> <li>Languge and gender</li> <li>And other interdisciplinary linguistics</li> </ol> <p>The article's focus may be on one or more languages. It may have a synchronous or diachronic viewpoint, employ qualitative or quantitative research methods, and use an exploratory or confirmatory approach to its methodology. Indonesian Journal of Linguistics accepts manuscripts written in complete Indonesian and English and processes original manuscripts submitted regarding the linguistic scope and not published by other publishers.</p>https://ijl.upnjatim.ac.id/index.php/ijl/article/view/26MISOGINI DALAM KOMENTAR DI AKUN INSTAGRAM @CLARAANDJAVI: KAJIAN SEMANTIK2025-05-06T02:52:14+00:00Tasya Febrianty23046010009@student.upnjatim.ac.id<p>Misogyny is one of the forms of hate speech against women that often appears on social media, including in comments on Instagram accounts. This research aims to identify the forms of misogyny in the comments of @claraandjavi's Instagram account and analyze its conceptual meaning. The method used in this research is descriptive qualitative method with data sources in the form of comments containing elements of misogyny and data collection techniques in the form of observation and documentary evidence of comments in the form of screenshots. The results showed that there <br />were comments containing misogyny utterances, such as several comments “dia cowo ya?”, “rata tembok”, and “nanti biar di modif sendirif”. This shows that the comments posted have conceptual meanings that relate to women's value of their physical appearance and reflect the prevailing social construction of gender related to unrealistic beauty standards and the comments also contribute to reinforcing the objectification of women's bodies, women are often judged based on their body or physical appearance. That physical appearance is everything for women and women must have a <br />certain body shape to be considered attractive, without regard to ability or personality.aspects of ability or personality.</p>2025-06-12T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Indonesian Journal of Linguisticshttps://ijl.upnjatim.ac.id/index.php/ijl/article/view/43Bahasa dan Identitas Perempuan dalam Musik Populer Indonesia: Studi pada Lirik Lagu Yura Yunita dan Nadin Amizah2025-05-06T04:18:20+00:00Syafitri Ramadhaniprkdha@gmail.comAdinda Rusdianti Maulani PutriIlani7812@gmail.comNurmalita Herdiana23046010018@student.upnjatim.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi identitas perempuan dalam lirik lagu Yura Yunita dan Nadin Amizah, dua musisi perempuan Indonesia yang dikenal dengan karya-karya yang menyuarakan pengalaman hidup dan pandangan perempuan. Melalui pendekatan analisis wacana, penelitian ini meneliti bagaimana kedua musisi tersebut mengungkapkan pemaknaan terhadap stereotip gender dan peran perempuan dalam masyarakat melalui lirik-lirik lagu. Lirik lagu Yura Yunita dalam "Tutur Batin" menggambarkan perempuan sebagai sosok yang kuat dan penuh penerimaan diri, sementara Nadin Amizah dalam lagu "Rayuan Perempuan Gila" dan "Semua Aku Dirayakan" menyoroti kompleksitas identitas perempuan yang berjuang untuk menerima diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik Yura Yunita maupun Nadin Amizah menggunakan musik sebagai media untuk merefleksikan kekuatan dan kerentanan perempuan, serta mendorong pendengar untuk mengubah pandangan terhadap perempuan dalam konteks sosial. Karya-karya ini berkontribusi dalam memperkaya wacana feminisme dan mematahkan stereotip gender yang ada di masyarakat Indonesia.</p>2025-06-12T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Indonesian Journal of Linguisticshttps://ijl.upnjatim.ac.id/index.php/ijl/article/view/25Exploring Transitivity in Cinderella Story: Analyzing Participants, Processes, and Circumstances2025-05-06T02:43:30+00:00Cindy Winda Maretacindymareta256@gmail.com<p>Using the framework of Systemic Functional Linguistics (SFL), this study investigates the transitivity system in narrative texts with a particular focus on Cinderella Story. Collaborating participants, processes, and circumstances in language to communicate meaning is transitivity. The study explores how actors, aims, and sayers build the story along with material, mental, and relational processes emphasizing actions, emotions, and relationships. Time, location, and cause are circumstantial components that improve the story and bring the reader to significant moments. According to the research, circumstantial components of time and place create the story's unknown and timeless state of mind, but material processes survive and reflect the action-driven nature of the narrative. Participants emphasize the relationships between power and character transformation, such as Cinderella as the actor and the Prince as both actor and objective. In addition to creating the narrative, these linguistic components reflect latent ideas, cultural norms, and societal values. The theoretical and educational consequences of transitivity analysis are emphasized in this article. Demonstrating how narratives create meaning improves linguistic theory and provides educators useful tools to enhance their students' critical text comprehension. This study shows how transitivity in educational methods can foster greater engagement with stories and an understanding of their underlying social and cultural elements.</p>2025-06-12T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Indonesian Journal of Linguisticshttps://ijl.upnjatim.ac.id/index.php/ijl/article/view/33KONSTRUKSI GENDER DALAM NARASI FILM KARTINI KARYA HANUNG BRAMANTYO2025-05-06T03:13:46+00:00Amelia Febrianti23046010001@student.upnjatim.ac.id<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Film sebagai media visual memiliki peran yang penting dalam membangun pandangan baru masyarakat. Salah satunya film karya Hanung Bramantyo yang berjudul “Kartini” yang ditayangkan pada tahun 2017. Film Kartini 2017 ini memiliki peran penting dalam menggambarkan dan mengkritisi isu-isu sosial, termasuk kesetaraan gender. Melalui narasi, karakter, dan visualisasi, film dapat mencerminkan bagaimana masyarakat membentuk dan mempertahankan konstruksi gender, serta bagaimana ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan terwujud dalam berbagai aspek kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi gender yang ada dalam film Kartini 2017 melalui narasi serta visualisasi dalam film yang menyoroti ketimpangan antara Perempuan dan laki-laki. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, yang berfokus pada pengumpulan data melalui observasi alur cerita, dialog, simbol budaya, dan visualisasi yang ditampilkan dalam film sehingga menjadi suatu bahan analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada film Kartini 2017 merepresentasikan konstruksi gender yang membatasi perempuan dalam budaya patriarki Jawa pada masa kolonial, serta menyuarakan kebebasan berpikir bagi kaum perempuan. Film ini menjadi media edukatif yang mengangkat isu kesetaraan gender dengan menyuarakan pentingnya kesadaran gender dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan setara.</p> </div> </div> </div>2025-06-12T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Indonesian Journal of Linguisticshttps://ijl.upnjatim.ac.id/index.php/ijl/article/view/42SIMBOLISME EMOSI DAN NILAI KELUARGA DALAM LIRIK LAGU SELALU ADA DI NADIMU: ANALISIS SEMIOTIK ROLAND BARTHES2025-05-06T04:10:55+00:00Nisa Aisyahnisa.aisyah.unindra@gmail.com<p>Musik, sebagai ekspresi budaya universal, memiliki kekuatan untuk menyampaikan emosi dan nilainilai kehidupan. Dalam konteks perfilman, lagu tema atau original soundtrack (OST) berfungsi sebagai pembentuk atmosfer dan penguat pesan naratif. Lagu "Selalu Ada di Nadimu" yang menjadi OST film Jumbo (2024) adalah contoh bagaimana lirik lagu dapat menyimpan simbolisme yang mendalam mengenai hubungan keluarga dan perjuangan hidup. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan analisis semiotik Roland Barthes untuk mengungkap makna dalam lirik lagu tersebut. Analisis ini mengidentifikasi tiga tingkatan makna: denotatif (makna literal), konotatif (makna simbolik), dan mitos (nilai atau ideologi budaya yang terbangun melalui tanda). Pada tingkat denotatif, lirik menggambarkan perjuangan seorang anak menghadapi kerasnya hidup, sementara pada tingkat konotatif, lirik menyampaikan pesan cinta, keteguhan hati, dan harapan. Di tingkat mitos, lagu ini membentuk narasi budaya mengenai nilai-nilai keluarga, ketahanan, dan pengorbanan. Simbol-simbol seperti "badai", "angin", dan "senyuman di hati" memperkuat makna <br />tentang keteguhan dan dukungan emosional yang tak lekang oleh waktu. Kesimpulannya, lagu “Selalu Ada di Nadimu” tidak hanya berfungsi sebagai elemen pelengkap fillm, melainkan bagian penting dalam membentuk makna naratif dan emosional, serta sebagai medium yang memperkuat nilai-nilai budaya yang mendalam. Penelitian ini menegaskan pentingnya lagu tema sebagai ruang artikulasi makna dalam film, yang dapat ditelaah secara kritis melalui pendekatan semiotik.</p>2025-06-12T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Indonesian Journal of Linguisticshttps://ijl.upnjatim.ac.id/index.php/ijl/article/view/39KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM KOLOM KOMENTAR VIDEO MONOLOG GIBRAN “GENERASI MUDA, BONUS DEMOGRAFI DAN MASA DEPAN INDONESIA”2025-05-06T04:08:51+00:00Nova Hidanovahida8@gmail.com<p>Penelitian ini membahas tentang "Ketidaksantunan Berbahasa dalam Kolom Komentar video monolog Youtube Gibran. Latar belakang penelitian ini berfokus pada ungkapan netizen di kolom komentar Video monolog Youtube Gibran yang kurang mematuhi prinsip-prinsip kebahasaan. Sebagai respons, penulis menganalisis karakteristik ketidaksantunan berbahasa yang muncul di komentar video monolog Youtube Gibran dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang digunakan terdiri dari kata-kata, ungkapan, istilah, atau kalimat yang dapat ditafsirkan sebagai patuh atau melanggar kesantunan, diambil dari komentar netizen pada video monolog Youtube Gibran berjudul “Generasi Muda, Bonus Demografi Dan Masa Depan Indonesia” yang diunggah pada 22 April 2025. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, observasi, pencatatan, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui penyajian data, reduksi, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kolom komentar video monolog Youtube Gibran, terdapat pelanggaran terhadap kesantunan berbahasa yang dianalisis berdasarkan teori Geoffrey Leech (1993) yang terdiri dari enam prinsip, yang mencakup maksim kebijaksanaan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan, dan simpati. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa pelanggaran maksim pujian lebih dominan dalam penelitian ini, yakni sebesar 54 data atau 27% dalam komentar video monolog Youtube Gibran.<br /><br /></p>2025-06-12T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Indonesian Journal of Linguistics